Jumat, 09 Oktober 2009

pengolahan limbah kertas

Di dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan kertas untuk berbagai kegiatan. Melalui kertas dapat diungkapkan berbagai ide dan pemikiran, juga sebagai sarana untuk menuangkan informasi berupa tulisan dan gambar. Kertas juga dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan Selama ini bahan baku pembuat kertas dibuat dari bagian dalam kulit pohon atau yang biasa disebut dengan liber, sampai muncul istilah library atau perpustakaan yang diambil dari kata tersebut. Percobaan pertama untuk pembuatan sebuah barang yang menyerupai kertas moderen seperti yang telah banyak dikenal selama ini, telah dibuat di Mesir pada jaman dahulu. Suatu tanaman air yang dikenal dengan nama papyrus telah menghasilkan bahan tersebut. Berasal dari kulit-kulit tipis atau kulit-kulit halus, kertas papyrus dibuat.

Bagian-bagian ini dipisahkan dengan alat yang tajam, jarum panjang, atau kepah rumah siput yang lancip dan kemudian ditaburkan di atas sebuah meja dengan suatu lapisan tipis dari air dalam bentuk dan ukuran yang diperlukan untuk lembaran-lembaran itu. Pada lapisan pertama dibuat dari tuangan ini, yang kedua ditempatkan secara melintang untuk membentuk suatu lembaran dari ketebalan yang dikehendaki, kemudian di-press dan dikeringkan di panas matahari, kemudian digosok benda-benda yang halus tapi keras. Paling banyak adalah 22 lembar yang bisa dipisahkan dari satu tangkai dan yang paling dekat isi batang kayu atau pusat, yang paling baik dijadikan kertas. Perdagangan kertas orang Mesir telah berkembang dengan pesat pada abad ke 3 dan berlanjut hingga abad ke 5 SM.

Tumbuhnya pemakaian kulit binatang serta perubahan-perubahan geografis daerah sungai Nil, telah mendorong terhadap matinya papyrus. Penanaman menjadi sukar dan papyrus menurun dengan drastis. Kata “paper”, “papier” dan “papel” diambil dari kata latin papyrus.

Tumbuhan alang-alang yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar dan dipandang sebagai tanaman yang tidak produktif dapat diolah menjadi kertas. Kertas juga dapat dibuat dari tanaman rumput gajah serta tanaman pelepah pisang setelah mengalami proses pengeringan dan pengolahan lebih lanjut. Proses pembuatan kertas dari bahan batang pisang pertama-tama yang harus dilakukan adalah, batang pisang tadi dipotong kecil-kecil dengan ukuran berkisar 25 cm, lalu di jemur di bawah terik matahari hingga kering. Setelah batang pisang tadi kering proses berikutnya adalah dengan cara direbus sampai menjadi lunak, namun pada saat proses perebusan sebaiknya di tambah dengan formalin atau kostik soda maksudnya adalah di samping untuk mempercepat proses pelunaan juga untuk menghilangkan getah-getah yang masih menempel pada batang pisang tadi, pada proses berikutnya batang pisang yang sudah lunak tadi disaring dan dibersihkan dari zat-zat kimia tadi baru kemudian di buat bubur (pulp) dengan cara di blender. Baru kemudian dicetak menjadi lembaran-lembaran kertas.

Selama ini orang-orang cenderung untuk membuang begitu saja kertas bekas yang sudah digunakan dan kertas koran yang sudah usang. Padahal kertas bekas tersebut dapat diolah kembali untuk dijadikan kertas baru. Pertama-tama, kertas koran usang itu dipotong kecil-kecil, kemudian kertas yang sudah terpotong kecil-kecil tersebut dihaluskan dengan cara diblender. Setelah potongan-potongan kertas tersebut diblender menjadi bubur kertas, kemudian dicetak dengan menggunakan cetakan kawat kasa. Untuk pembuatan kertas berwarna, bubur kertas tadi ditambahkan zat pewarna.

Selain pembuatan kertas baru dari kertas usang, kertas bekas juga dapat dijadikan sebagai barang kerajinan. Dengan keterampilan dan gagasan kreativitas di kawasan Imogiri, kertas bekas dapat dijadikan hiasan gambar pada kerangka kipas. Pembuatan barang kerajinan ini melalui beberapa tahapan proses. Proses yang pertama adalah penyortiran kertas untuk memisahkan kertas bekas yang masih bisa dipakai dengan kertas yang sudah tidak bisa dipakai. Tahapan proses selanjutnya adalah proses pengelompokkan kertas yang berwarna dan tidak berwarna. Setelah kertas bekas dikelompokkan, kertas bekas kemudian disusun menjadi beberapa lapisan. Tahapan selanjutnya adalah menggambar kertas dengan pola-pola tertentu. Setelah kertas digambar, dilakukan pemangkasan. Untuk malakukan pemangkasan diperlukan suatu alat khusus tertentu. Alat pemangkas dibuat dari tatah tertentu yang dimodifikasi untuk memudahkan proses pemangkasan. Dalam proses pemangkasan ini diperlukan suatu keterampilan dan keahlian pemangkas. Setelah kertas dipangkas, tahapan terakhir adalah merangkai kertas tersebut untuk ditempelkan ke kerangka kipas. Proses penempelan juga dilakukan dengan lem kertas biasa. Dengan memanfaatkan limbah kertas di sekitar lingkungan mereka menjadi suatu barang kerajinan, kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai mata pencaharian untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dengan keterampilan, kreativitas dan pengetahuan, pembuatan kertas dapat dibuat dari tanaman yang selama ini dipandang kurang produktif. Pembuatan kertas juga dapat dilakukan dari limbah kertas berupa kertas bekas yang sudah digunakan juga kertas koran yang sudah usang. Selain dapat mendatangkan keuntungan financial, pengurangan limbah kertas yang merugikan lingkungan dapat dijadikan sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan.